Oleh : Dubalang Khalifah .
Bismilahirrahma nirrahim.
Assalamu’alaikum Wr..Wb.
Wabihi nasta’in ala ummuruddin widdin wassalati wassalamu’ala asrafil ambia il mursalin wa’ala alihi waasahbihi ajdma’in.
Puji beserta syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala, yang telah melimpahkan rahmad dan hidayahNya kepada kita semua, sehingga dihari akhir bulan ramadhan1444.h ini, kita masih diberi kesempatan untuk bersilaturrahmi dengan sanak keluarga seusai sholat sunat ID.
Sholawat beriring salam, selalu kita curahkan kepada junjungan kita, yakni nabi besar Muhammad shalallahu alaihi wassalam. yang telah mewaiskan Al qur’an nulkarrim sebagai pedoman atau acuan bagi umat sedunia, dalam menjalani kehidupan di dunia wal akhirat,semoga arrwah beliau diterima dan diletakan pada tempat yang lebih sempurna di sisiNya.Aamiin…aamiin..yaa rabbal alamin.
Para pembaca yang dirahmati Allah…
Izinkanlah penulis untuk menyampaikan Tak’ziyah ini, yang berjudul “Terima Kasih”insyaallah bisa menjadi pedoman dalam membuka kullub kita untuk menjalin tali silaturrahmi kembali.
mari mengingat dan mengenang semasa kecil kita yang dinina bobokan oleh kedua orang tua kita.
sembilan bulan ibu mengandung, kemudian dia menyabung nyawa untuk melahirkan kita agar selamat kedunia, kemudian satu tahun tiga bulan dia menyusui kita, juga mengurus kita tak kenal lelah. menyuci pakain yang kotor,memasak masakan yang akan di makan, kepasar membeli kebutuhan bahkan sampai tidur, kita tidak terlepas sedetikpun dari pangkuan dan rawatannya.
begitu juga ayah kita,membanting tulang yang tak kenal lelah, demi menafkahi istri dan anak-anaknya, kadang dia tak mencicipi sarapan demi anak-anaknya, dan juga sedikit makan demi membahagiakan istri dan anak-anaknya.
mungkin demi memenuhi kebutuhan harian untuk istri dan anak-anaknya, sang ayahpun harus memicu kekerasan dengan orang lain bahkan mungkin ter ambil punya orang lain demi memenuhi kebutuhan keluarganya.
bagi keluarga yang kurang mampu, seketika sang ayah akan pergi bekerja sebagai kuli, dia melihat nasi dan sambal hanya sedikit, yang bisa dimakan hanya tiga orang,tadinya sang ayah berniat untuk membawa nasi, untuk bekal makan di tempat kerjanya, namun ia membatalkan niatnya, dengan tujuan nasi yang sedikit tersebut diuntukan pada anak dan istrinya, dengan menggulung pakaian kerjanya kedalam kantong kresek, seakan-akan itu adalah rantang nasi sebagai bekal makan di tempat kerjanya.
dan sang ibu bertannya”bapak mau pergi kerja, bawalah nasi yang ada di meja itu, untuk bekal makan di tempat kerja nanti”.
sudah jawab sang ayah, padahal ia berbohong demi mencukupi nafkah kepada istri dan anaknya.
begitu juga sang ibu ia rela berbohong pada anak-anaknya dengan cara mencuci mulut dan mencungkilkan lidi pada giginya, seakan-akan ia sudah makan, padahal ia belum makan sama sekali, ia juga berbohong pada keluarganya demi menyenangkan anak-anaknya.
sedari dalam kandungan, sampai menjadi bayi dan beranjak remaja, sampai berkeluarga ibu dan ayah selalu memikirkan kita sebagai anak-anaknya. apakah kita juga mengingat mereka…
bagi anak -anak yang sudah berkeluarga juga bertempat tinggal yang berjauhan dengan orang tua, yang sangat jarang menjenguk orang tua, karena sibuk dengan pekerjaan, yang hanya lebih dekat dengan anak dan istrinya, dengan semua ini orag tua tidak pernah menuntut hak nya sebagai orang tua. padahal orang tua kita yang sudah lansia hanya makan dengan sangat sederhana, namun dia tidak pernah mengeluh dan meminta kepada anak-anaknya, mereka bisa menahan supaya anak-anaknya tetap senang dan bahagia dengan keluarganya.
seketika sang anak mendatangi orang tuanya, yang menceritakan dia punnya uang untuk membeli tanah dan membuatkan rumah untuk istrinya, sang ibu menjawab,”niat mu bagus nak,itu memang tanggung jawabmu pada istri dan anak-anakmu, belilah,dan buatkan rumah untuk istri dan anak-anakmu, ibu jangan kau pikirkan,biarlah kami tinggal dirumah buatan ayahmu ini, walaupun sudah lapuk dan lusuh tapi ibu sangat nyaman dan senang kata ibu dengan ikhlas.
dalam bulan ramdhan yang penuh berkah dan hampunan ini,sebentar lagi dengan masuknya idul fitri, pertanda berakhir pula bulan yang malfirrah ini, apa yang sudah kita perbuat sebagai anak kepada orang tua…apakah kita sebagai anak sudah memberikan yang terbaik kepada orang tua…kalau belum,setidaknya mari ucapkan Terima Kasih, dengan memahami, apa yang sudah terima dan apapula yang sudah kita kasih kepada orag tua.
sebelum ramadhan berlalu, sangat beruntung bagi anak yang masih hidup orangtuanya, bersegeralah mengunjungi dan mencium telapak tangannya yang masih hangat, dan minta maaf dan hampunan, karena allah sudah menjanjikan bagi anak -anak sorganya itu di telapak kaki ibu, dan bagi anak-anak yang orang tuanya sudah meninggal duni, bersegeralah mendatangi para sahabat -sahabat orang tua ketika di semasa hidupnya, kasihanilah mereka dan berziarahlah ke kuburan orang tua kita, agar Allah sampaikan ucapan terima kasih kita kepada oang tua.
sangsi yang akan kita tereima, walaupun sebulan penuh kita berpuasa,dalam bulan ramadhan, dan selalu sholat wajib,sholat sunat tarraweh,sholat sunat tahajud dan ber itikaf di masjid, kalau kita tidak minta maaf dengan menyenangkan hati orang tua kita,maka allah tidak akan menjadikan nilai ibadah kepada kita walaupun kita beribadah di bulan ramadhan, dan allah tidak akan menjanjikan sorga bagi kita kelak.
pembaca yang dirahmati Allah…
marilah tingkatkan nilai- nilai ibadah disetiap nafas kita, seusai bulan suci ramadhan ini, dan selalu jalin silahturrahmi dengan sesama muslim. jangan ciptakan perpecahan, apalagi memutuskan tali silaturrahim seseorang, karena Allah sangat membenci orang -orang yang sengaja memutus silaturrahmi sebagai umat muslim. Barakallah,semoga banyak manfaat.(*)