Pewarta : Ridwan.
Editor : Khaiko.
Pelitasumbar Bali-seniman pengrajin batok kelapa yang menjanjikan, bahkan bisa memenuhi kebutuhan harian dalam keluarga.
hal ini dibenarkan oleh I Wayan Ginastra 38 tahun,dari Banjar Mantring Desa Tanpaksiring Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar Provinsi Bali.
usaha kerajianan yang berbahan dasar batok kelapa ini sudah lebih kurang 20 tahun, dan saya sekarang hanya melanjutkan ilmu kerajinan dari orang tua saya.
dengan menekuni usaha rumahan dari warisan bapak ini, sampai sekarang masih bisa bertahan dan juga adasaja pembelinya, walaupun kami sempat fakum disebabkan covid-19 yang melanda resesi dunia,namun masih bisa bertahan walaupun hanya meraup rupiah dengan kecil.
dengan memulai kembali usaha kerajinan ini, dan semenjak saya berusaha dibidang kerajinan ini belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah juga dari bapak angkat lainnya, untuk memacu pemodalan dalam usaha ini saya sangat berharap adanya bantuan dari pemerintah maupun dari pihak instansi lainnya.harap I Wayan Ginastra.
I Made Artana 35 tahun,salah seorang tenaga pengrajin dari usaha I Wayan Ginastra,”walaupun dengan menggunakan peralatan kerja manual yang buatan saya sendiri, namun saya bisa menghasilkan seni ukir batok kelapa dengan rapi dan baik juga yang layak untuk dipasarkan.
kalau tingkat pengerjaan dalam mengukir agak sulit, bisa selesai 3 buah dalam satu hari, dan yang tidak begitu sulit bisa selesai 5 buah dalam satu hari, yang harga satu buah kerajinan batok kelapa bisa sekitar 100 ribu sampai 250 ribu.
jenis kerajinan ini juga berfariasi bentuknya yaitu, ada celengan,lampu tidur,jepit rambut dan banyak yang lainnya,jelas I Made Artana.(*)