Hal itu tampak dari air yang berwarna coklat gelap seperti bercampur abu vulkanik yang mengalir dari erupsi Gunung Marapi yang beberapa hari ini selalu bergejolak.
Zainuddin,55 tahun salah seorang warga setempat,” banjir yang bercampur lumpur itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB, dan cuaca memang tidak bersahabat yang selalu mendung dan hujan.
“di sungai air memang juga sudah besar, tapi belum meluap, tak berapa lama ternyata air malah tambah besar hingga menyebabkan galodo air camput tanah juga pepohonan secara tiba-tiba bergelondongan di seret arus aiar yang deras,” jelasnya.
Akibat banjir bandang merendam sebagian rumah dan bangunan warga dan tampak juga aliran air yang tumpah ke jalan utama sehingga membuat arus lalu lintas terhambat.
Situasi ini menyebabkan kerugian besar bagi penduduk setempat, dengan sebagian besar rumah tergenang air yang terancam kerusakan, juga tempat tempat usaha hanyut terbawa arus air.
Tidak hanya itu, terlihat di jalanan yang dipenuhi oleh lumpur. Kendaraan terjebak di tengah genangan air, dan akses transportasi menjadi terhambat.
Selain itu, warga yang terkena dampak langsung terlihat sibuk membersihkan rumah mereka dari lumpur yang masuk. Mereka berusaha keras untuk memulihkan keadaan meskipun dalam situasi yang sulit.
hingga berita ini ditayangkan belum ada tim atau bantuan dari pemerintah setempat yang terkait untuk turun kelokasi untuk membantu korban dan juga belum ada informasi yang pasti berapa jumlah kerugian karena musibah banjir lahar dingin merapi ini.***